IJL.Com- Inkonsistensi masih jadi pekerjaan rumah besar yang tengah dihadapi skuat Ragunan Soccer School U-9. Namun ada sosok pemain seperti Prabowo Haidar Salman yang bak oase di tengah padang gurun untuk tim asuhan Aep Supriyatna tersebut.
Ragunan SS harus mengawali laga pekan ketujuh IJL Mayapada 2018 dengan hasil negatif. Jumpa Pelita Jaya Soccer School, mereka harus mengakui keunggulan lawannya tersebut dengan skor telak 0-4.
Inkonsistensi disebut-sebut masih jadi Aep dan anak asuhnya di kompetisi Indonesia Junior League musim ini. Meski cukup tajam dalam urusan mengubah papan skor (13) namun pada sektor belakang ada lubang besar hingga kerap kali dieksploitasi tim musuh, terbukti ada catatan 17 kali tim yang bermarkas di Jl. Harsono RM, GOR Ragunan itu memungut bola dari gawangnya sendiri. Terburuk kedua di Grup A Phenomenon.
"Betul memang, inkonsistensi masih jadi masalah kami saat ini. Melawan Pelita Jaya contohnya, anak-anak kalah dari segi fisik, teknik juga taktik. Ada perbedaan kualitas saya akui," jelas Aep.
Beruntung, di laga berikutnya pada pekan ketujuh kemarin, Ragunan SS mampu bangkit dengan cepat. Hasilnya, gawang Remaja Masa Depan mereka amuk dengan gagahnya, skor 6-2 jadi bukti kemenangan tim dengan jersey warna merah tersebut.
"Tapi saya salut dengan anak-anak, mental mereka tidak jatuh terbukti bisa pesta gol ke gawang RMD. Mereka memang punya karakter tidak mau menyerah sebenarnya. Ini yang terus saya jaga di kompetisi IJL Mayapada," terang Aep.
"Kemenangan atas RMD benar-benar bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak lagi," tambah mantan pemain Jayakarta itu.
Menariknya, di pekan ketujuh kemarin, Ragunan SS tampil tanpa pemain andalannya, Wahyu Sulthon. Namun, ada efek positif dirasakan terutama soal keberanian Aep melakukan eksperimen.
Buah manis keberanian eksperimen itu ada dalam diri Prabowo Haidar Salman. Tak tanggung-tanggung tiga gol dibukukan pemain yang berposisi asli sebagai gelandang bertahan tersebut.
"Ya absennya Wahyu membuat saya putar otak lebih keras kemarin. Ada perubahan formasi dilakukan, nama Prabowo Haidar Salman jadi yang paling terlihat jelas," tutur Aep.
"Haidar ini sebetulnya adalah gelandang bertahan, tapi pas Wahyu kemarin absen di saya dorong jadi gelandang serang dan Alhamdulillah hasilnya tidak mengecewakan. Saya malah berpikir untuk mencoba dia sebagai striker, naluri gol anak ini semakin terasa sekali," sambung Aep.
Bagi Aep, Haidar memang bukan pemain yang biasa. Selain mampu ditempatkan pada di segala posisi, jiwa pengorbanan bocah bernomor punggung sembilan itu juga layak diacungi jempol.
"Kenapa sebelumnya dia saya tempatkan sebagai gelandang bertahan? Karena Haidar ini punya semangat juang sangat tinggi sekali, di atas teman-temannya bahkan. Dia mau banyak berkorban, pantas jika diberi gelar pahlawan di pekan ketujuh kemarin," tegas Aep.
"Semoga semangat Haidar bisa memicu teman-temannya yang lain. Proses latihan tetap diutamakan, Ragunan Ss belum mau menyerah begitu saja," tandasnya.
Ragunan SS sendiri saat ini masih berada di peringkat kedelapan klasemen sementara Grup A Phenomenon dengan raihan 17 poin dari sembilan laga. Peluang mereka untuk lolos ke fase 12 Besar masih terbuka sambil berharap dua seteru terdekatnya yakni ASTAM dan M'Private Soccer School terpleset di partai penutup babak penyisihan grup, Minggu (15/4).
So, menarik ditunggu aksi Haidar selanjutnya. Mampukah ia membawa Ragunan Ss lolos dari lubang jarum? Ataukah Haidar memang sengaja hadir di momen-momen krusial seperti seorang superhero?