IJL.Com- Meski kembali gagal membawa ASTAM meraih gelar juara, predikat Robin Meilast sebagai pelatih paling berpengaruh di kompetisi Indonesia Junior League masih belum terbantahkan. Siapa sangka dirinya sempat minder saat harus menginjakkan kaki di "akar rumput".
Dua musim berturut-turut, ASTAM U-11 gagal membawa pulang trofi Indonesia Junior League ke Tangerang Selatan, markas mereka. Jika 2017 dipatahkan oleh FU15FA Bina Sentra, 2018 ini giliran Putra Sejati yang membuyarkan mimpi Fernanda Dwi Sutrisna dan kawan-kawan.
Namun dua momen tersebut sama sekali tidak mengurangi kapasitas Robin Meilast, juru taktik ASTAM. Harus diakui dua musim berturut-turut membawa sebuah tim masuk ke laga puncak adalah sebuah prestasi tersendiri dan patut diberi acungan jempol.
Tidak heran, label pelatih paling berpengaruh di kompetisi Indonesia Junior League masih layak disematkan untuk CR, sapaan akrabnya. Sebuah kehormatan besar bagi dirinya yang sudah enam tahun bergelut di level sepak bola usia dini.
"Saya sudah enam tahun di ASTAM, sejak 2012. Dari awal terjun memang sudah bersama ASTAM," tutur Robin.
CR masih ingat betul momen pertama kali dirinya menginjakkan kaki di markas ASTAM. Saat itu sulit bagi dirinya menolak tawaran Dzulfkri Bashari, pendiri ASTAM.
"Dulu saya sering main bola di lapangan bukit, tidak jauh dari skadron Pondok Cabe, markas ASTAM. Kebetulan bareng coach Dzul juga," terang Robin.
"Ada tawaran langsung dari coach Dzul untuk melatih ASTAM, dasarnya memang suka dengan sepak bola ya saya terima saja," tambah Robin.
Namun siapa sangka, terselip rasa ragu dari Robin setelah menerima tawaran sang mentor. Ya bisa dikatakan saat itu CR masih sangat minim jam terbang. Jangan heran, ia sempat sedikit galau.
Meski demikian, dukungan penuh orangtua menghapus rasa minder yang menghantui Robin. Berbagai macam proses besar terus ia jalani, tidak jarang manis-pahit harus dilalui.
"Tapi sebelumnya saya bilang ke coach Dzul kalau ga bisa ngelatih anak-anak. Tapi dia bilang jangan takut, belajar dan pasti akan beliau ajarkan," cerita ayah dari satu anak itu.
"Harus diakui sebenarnya saya sempat ragu saat itu. Tapi pilihan saya diyakinkan dengan doa orangtua, ya namanya anak selalu minta restu agar jalannya tugas bisa lancar dan berjalan baik," tambahnya.
"Sekarang saya masih berlisensi D Nasional, dalam waktu dekat mau ambil jenjang lebih tinggi lagi. Ada dukungan dari orangtua, keluarga besar ASTAM dan pribadi saya sendiri juga sudah siap," sambung juru taktik yang mengidolakan Indra Sjafri tersebut.
Musim depan, Robin berharap masih akan terus menikmati atmosfer Indonesia Junior League yang terlanjur ia cintai. Usut punya usut, ia akan diberi kepercayaan menahkodai skuat ASTAM U-9.
"Insya Allah, musim depan saya diberi kepercayaan tangani tim U-9 di IJL. Saya banyak belajar dari kompetisi ini," tandas Robin.