IJL.Com- Kesempatan Stoni Indonesia untuk mencatatkan rekor dua kemenangan beruntun terbuka cukup lebar kala jumpa Cipta Cendikia FA di pekan ke-10 IJL Mayapada U-13 Grup Sensation. Jangan besar kepala itu kuncinya.
Stoni Indonesia akhirnya mampu mencicipi manisnya poin tiga saat berhadapan dengan All Star Galapuri. Kemenangan tersebut memang dirasa cukup penting sebagai modal mengarungi derasnya gelaran IJL Mayapada U-13 Grup Sensation yang punya tingkat persaingan level "neraka".
Masa libur kompetisi selama dua pekan kemarin pun mereka manfaatkan untuk menghela nafas. Berlibur bersama keluarga jadi penghangat suasana sebelum kembali bertempur di medan laga.
Trik ini memang sengaja dilakukan guna menjaga mood anak-anak Stoni. Sehabis plesiran, bisa jadi energi baru mereka dapatkan.
"Adanya libur kompetisi IJL kemarin kami manfaatkan dengan berlatih walupun pemain tidak lengkap. Tentunya pemain juga diberi kesempatan untuk berlibur bersama keluarganya masing-masing. Ada yang keluar kota seperti Malang, termasuk saya juga yang liburan bertemu keluarga di Sukabumi," ucap pelatih Stoni, Maulana Imron Dwi Putra.
"Tujuannya adalah agar pemain tidak jenuh dengan aktifitas latihan dan kompetisi yang sedang kami jalani, saya harap ketika kembali berlatih dan bertanding anak-anak bisa lebih bersemangat lagi mencapai target di tahun 2019. Selebihnya hari-hari terakhir ini saya manfaatkan dengan melakukan evaluasi sembari melihat video rekaman pertandingan," sambungnya seraya tersenyum.
Namun Stoni tidak boleh terlalu larut dalam pesta. Di pekan ke-10 IJL Mayapada U-13 Grup Sensation pada Minggu (6/1) mereka akan kedatangan tim yang tengah terluka yakni Cipta Cendikia FA.
Pekan sebelumnya Cipta Cendikia FA sendiri baru saja dibekap ASTAM dengan skor tipis 0-1. Jika Stoni lengah bukan tidak mungkin mereka akan jadi sasaran pelampiasan M Rafly Ikram Selang dan kawan-kawan.
"Cipta Cendikia merupakan tim bagus. Yang saya tahu mereka hanya kalah tipis dari ASTAM, catatan tersebut bukan jadi dasar bagi kami meremehkan lawan. Mereka tim kuat yang terorganisir bisa mengancam pertahanan kami setiap saat dan mencetak gol," ujar Maulana.
"Anak-anak harus selalu respect kepada lawan. Apalagi disana ada pelatih senior yaitu Dede Supriyadi yang menjadi panutan kami," terang Maulana lagi.
Ogah pandang bulu juga jadi pesan Maulana untuk anak asuhnya. Bagi pelatih asal Bekasi itu tiap penggawa Cipta Cendikia FA punya keunikannya masing-masing di atas lapangan.
Intinya adalah Stoni harus kembali menginjak bumi. Ya, lupakan euforia kemenangan atas All Star Galapuri jika akhir pekan nanti ingin kembali pulang dengan kepala tegak.
"Saya tidak instruksikan pemain secara khusus untuk mengawasi satu pemain saja. Karena sepak bola permainan tim, semua pemain mereka berbahaya. Anak-anak Stoni harus fokus dan tanggung jawab di posisinya masing-masing. Itu saja," tegasnya.
"Itu yang saya tekankan ke pemain. Selalu rendah hati. Jangan cepat puas dengan kemenangan kemarin. Kami harus selalu belajar dari setiap pertandingan," tandas Maulana.