IJL.Com- Air mata Muhammad Ali tak kuasa jatuh saat wasit meniupkan peluit panjang laga antara MC Utama versus SSB Endang Witarsa. Jatuh bangun menelan sakit.
MC Utama harus rela mengakui keunggulan SSB Endang Witarsa dalam lanjutan laga pekan kedelapan Indonesia Junior League U-14. Datang dengan kekuatan pincang, tim yang berdiri sejak 1983 tersebut kalah lewat skor 0-1.
Meskipun demikian daya juang anak-anak MC Utama patut diberi kredit tersendiri. Alih-alih pasrah menahan gempuran SSB Endang Witarsa, ada beberapa kali ancaman berbahaya diluncurkan ke benteng pertahanan lawan.
Salah satu pemain yang dinilai tampil heroik adalah Muhammad Ali. Sadar timnya datang dengan keadaan tertatih-tatih, ada fighting spirit tinggi ia munculkan.
"Rasanya sedih sekali kami datang dengan pemain pas-pasan, tidak ada pengganti. Apalagi saya juga sering jatuh cedera karena banyak kontak fisik. Sedih betul," ujar Ali.
"Ya tapi ini perjuangan. Setidaknya saya dan teman-teman bisa membuktikan berjuang sampai menit akhir," tambah Ali seraya menyeka air matanya.
Ya, Ali memang menjadi pemain yang paling sering dijatuhkan di atas lapangan. Tak heran, ia beberapa kali mendapat perawatan dari tim medis.
Namun jatuh bangun di atas lapangan tidak membuat Ali kapok. Ya meskipun air mata tak kuasa ia tahan.
"Saya tidak mau tim kebobolan, itu saja. Kalau saya menyerah, ya tim saya bisa mudah kalah," tegas Ali.
"Di awal pertandingan tadi juga sempat ada rasa takut sedikit karena pemain kami pas-pasan takut ada yang cedera. Ehh tidak taunya saya yang cedera," tambah Ali seraya tersenyum lirih.
Meskipun demikian, Ali sadar ada ilmu yang ia dapat pada akhir pekan kemarin. Ya, ini bukan soal menang atau kalah.
"Sejak kecil saya mengidolakan Bambang Pamungkas. Jiwa kepimpinannya luar biasa," tutur Ali.
"Bepe juga bisa membuktikan meskipun tidak berpostur tinggi dia punya lompatan luar biasa. Artinya dia itu pemain yang mau kerja keras, itu yang membuat saya mengidolakannya," tandas Ali.
